Sabtu, 22 November 2025

”Kemarin tomboknya mendekati Rp 5 juta. Saya gadaikan kalung Rp 1,5 juta. Plus uang tabungan,” kata atlet andalan Kabupaten Pati ini.

Ia mengaku, sebenarnya dirinya mendapatkan uang pembinaan Rp 400 ribu tiap bulan. Namun dana segitu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan atlet angkat berat.

Uang pembinaan tersebut juga tergolong turun daripada tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, dirinya mendapatkan uang pembinaan Rp 800 ribu per bulan plus dana suplemen sekitar Rp 400 ribu per bulan. Sementara tahun ini tidak ada uang suplemen.

”Kita memang dapat uang pembinaan nominalnya Rp 400 ribu per bulan. Ini turunnya 50 persen daripada tahun lalu. Uang segitu untuk beli bensin saja kan sudah habis. Belum nutrisi dan lainnya. Padahal cabor kayak gini kan perlu lainnya juga,” ungkap dia.

Laila menilai, pengurus cabor sudah berusaha mengusahakan yang terbaik bagi dirinya dan kawan-kawannya. Namun anggaran yang menurun membuat mereka tak bisa berbuat banyak.

Ia pun berharap pemerintah memberikan perhatian yang lebih kepada atlet-atlet cabor angkat berat. Apalagi cabor ini selalu menyumbang emas Porprov Jateng sejak beberapa tahun terakhir.

”Dari 2018 kan medali emas terus, kalau turun kan malu. Dari kemarin gizi dan sebagainya sampai saya gadaikan kalung untuk persiapan praporprov. Olahraga kayak gini kan jarang disorot. Padahal potensinya besar juga,” tandas dia.

Editor: Dani Agus

Komentar

Sport Terkini