Biar Makin Berprestasi, Ini yang Dibutuhkan Pertina Kudus
Zulfa Amila Shaliha
Jumat, 24 Mei 2024 15:48:00
Murianews, Kudus – Prestasi atlet tinju di Kudus, Jawa Tengah sejauh ini masih tertinggal dengan beberapa cabang olahraga lainnya. Banyak faktor yang menyebabkan belum moncernya prestasi cabor tinju di Kudus ini.
Pelatih Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Suwono menyebutkan, ia membutuhkan dukungan sosialisasi untuk memajukan tinju Kudus. Bukan hanya edukasi pada masyarakat, namun juga untuk stakeholder perusahaan.
”Saya sendiri mendapatkan anak-anak berbakat ini melalui sosialisasi kepada sesama guru ketika Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Karena saya sendiri seorang guru, walaupun sudah pensiun,” kata Suwono pada Murianews.com, Jumat (17/5/2024).
Suwono mengaku, banyak masyarakat yang salah paham terhadap tinju Kudus. Ia merasa perlu ada edukasi perbedaan tinju amatir dan tinju profesional, seperti kelas berat yang sering ditayangkan televisi.
”Masyarakat kurang antusias mungkin karena hanya tahu tinju yang di televisi. Padahal tinju amatir tidak berbahaya. Kami menggunakan pelindung kepala dan bahkan pelindung gigi,” pungkas Suwono.
Tak hanya edukasi pada masyarakat, Suwono memerlukan uluran tangan dari stakeholder di Kudus. Ia ingin Pertina makin aktif dan progresif di masa depan.
”Masalah utama yang kami miliki adalah dana. Support dan tenaga kami bisa optimal jika dibarengi dengan sarana prasarana (sarpras) yang memadai,” ujar Suwono.
Pertina Kudus, kata dia, tidak memiliki ring tinju dan samsak untuk melatih atlet secara komprehensif. Pihak Pertina sering kali menyewa ring dari gym swasta untuk melatih para atletnya.
“Jika ada event tanding, kami menyewa tempat di salah satu gym swasta. Sama dengan keluarga olahraga lain seperti kickboxing dan muaythai. Kami bergantian,” ungkap Suwono.
Walaupun mendapat dana dari Komite Olahraga Nasional (KONI), Suwono mengaku jumlahnya tak cukup besar untuk berprogres. Sebab, dana yang cair tidak bisa dipastikan berapa. Dana juga sering habis untuk menambal kebutuhan sarpras.
“Kemarin dapat Rp 50 juta dari KONI. Setengahnya habis untuk membeli sarpras, setengahnya lagi untuk support atlet ketika ada even tanding. Seperti transportasi, hotel, makan dan uang saku untuk atlet,” pungkas Suwono.
Suwono mengaku menghabiskan uang hingga puluhan juta untuk rata-rata dua kali pertandingan tiap tahunnya. Sekali event, Suwono membutuhkan uang sebesar Rp 10-15 juta.
“Pertandingan biasa di Boyolali, Sukoharjo dan Semarang. Tergantung kejuaraan mana yang mengadakan. Saking semangatnya, atlet bisa berangkat sendiri jika lokasi di Semarang,” kata Suwono.
Internal Pertina sendiri progresif, kata Suwono. Sebab, baru satu tahun berdiri pada 2020, atlet Pertina sudah memenangkan banyak kejuaraan. Di antaranya adalah dua medali perak dan satu medali perunggu pada kejuaraan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
Ia berharap masyarakat bisa lebih mengenal tinju amatir Kudus. Sehingga, minat kepada tinju makin tinggi dan progresif.
Editor: Dani Agus



