Negara-Negara Ini Ternyata Pernah Dibanned Olimpiade
Zulkifli Fahmi
Rabu, 31 Juli 2024 22:38:00
Murianews, Kudus – Pesta olahraga Olimpiade 2024 masih berlangsung di Paris. Dalam pentas itu, ternyata ada 13 negara yang telah di-banned atau dilarang berpartisipasi dalam Olimpiade.
Ada macam-macam alasan, mengapa 13 negara itu kena ban dari International Olympic Committee (IOC). Di antaranya, gegara masalah doping, sikap politik, agresi militer, hingga melanggar aturan Olimpiade.
Melansir dari Al Jazeera, 13 negara yang pernah dilarang, yakni Jerman, Austria, Hungaria, Bulgaria, Turki, Jepang, Afrika Selatan, Zimbabwe, Afganistan, Kuwait, Korea Utara, Rusia, dan Belarusia.
Jerman, Austrai, Hungaria, Bulgarian, dan turki menjadi negara yang pertama dilarang ikut berpartisipasi di Olimpiade. Pelarangan itu terjadi pada Olimpiade 1920 di Antwerp, Belgia. Negara-negara itu dilarang akbiat keterlibatannya di Perang Dunia I.
Jerman juga masih dilarang ikut Olimpiade pada 1924 di Paris. Sanksi ini sebagai perpanjangan dari larangan sebelumnya dan konsekuensi Perang Dunia I.
Pada Olimpiade 1948 di London, Jerman kembali dilarang berpartisipasi. Alasannya juga sama, hanya kali ini karena konsekuensid ari Perang Dunia II. Tak hanya Jerman, Jepang juga turut di-banned untuk ikut Olimpiade dengan alasan yang sama.
Kemudian, Afrika Selatan juga pernah dilarang ikut Olimpiade. Larangan itu berlaku pada Olimpiade edisi 1964 sampai 1992. Gara-garanya yakni karena segregasi rasial sebagai akibat dari rezim apartheid.
Pada Olimpiade 1972, IOC melarang Zimbabwe atau saat itu masih dikenal dengan nama Rhodesia untuk ikut berpartisipasi. Pelarangan ini akibat tekanan internasional dan protes dari kebijakan regragasi rasial di negara itu.
Afganistan dilarang ikut Olimpiade 2000 Melbourne Australia. Pelarangan ini akibat sikap Taliban yang berkuasa terhadap perempuan.
Tahun ini, Afganistan akhirnya bisa berpartisipasi, namun tidak di bawah bendera Taliban yang menguasai Kabul. Atlet Afganistan berpartisipasi dengan bendera Republik Islam Afganistan yang digulingkan Taliban pada 2021.
Kuwait juga diskor IOC pada Oktober 2015, karena campur tangan pemerintah dalam komite Olimpiade di negara itu. Meski di-banned, para atletnya tetap bisa berpartisipasi di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 sebagai atlet independen.
Selanjutnya, pada Olimpiade 2022 Bejing, Korea Utara dilarang ikut berpartisipasi. Gara-garanya, mereka mundur dari Olimpiade 2020 di Tokyo karena kekhawatirannya pada Covid-19 yang melanggara Piagam Olimpiade.
Ada Rusia yang dilarang ikut Olimpiade 2016, 2018, dan 2020. Namun, larangan ini tak sepenuhnya. Rusia dilarang karena banyak atletnya berkompetisi menggunakan doping.
Rusia juga masih dilarang di Olimpiade 2024 Paris. Namun, negeri beruang itu tak sendiri, ada Belarusia sebagai negara terakhir yang ikut dilarang. Pelarangan ini akibat keterlibatannya dalam perang Ukraina.
Meski dilarang, ada 15 atlet Rusia dan 18 dari Belarusia yang bertanding di Olimpiade 2024. Namun, mereka tidak mewakili negaranya, melainkan sebagai atlet individu.
Murianews, Kudus – Pesta olahraga Olimpiade 2024 masih berlangsung di Paris. Dalam pentas itu, ternyata ada 13 negara yang telah di-banned atau dilarang berpartisipasi dalam Olimpiade.
Ada macam-macam alasan, mengapa 13 negara itu kena ban dari International Olympic Committee (IOC). Di antaranya, gegara masalah doping, sikap politik, agresi militer, hingga melanggar aturan Olimpiade.
Melansir dari Al Jazeera, 13 negara yang pernah dilarang, yakni Jerman, Austria, Hungaria, Bulgaria, Turki, Jepang, Afrika Selatan, Zimbabwe, Afganistan, Kuwait, Korea Utara, Rusia, dan Belarusia.
Jerman, Austrai, Hungaria, Bulgarian, dan turki menjadi negara yang pertama dilarang ikut berpartisipasi di Olimpiade. Pelarangan itu terjadi pada Olimpiade 1920 di Antwerp, Belgia. Negara-negara itu dilarang akbiat keterlibatannya di Perang Dunia I.
Jerman juga masih dilarang ikut Olimpiade pada 1924 di Paris. Sanksi ini sebagai perpanjangan dari larangan sebelumnya dan konsekuensi Perang Dunia I.
Pada Olimpiade 1948 di London, Jerman kembali dilarang berpartisipasi. Alasannya juga sama, hanya kali ini karena konsekuensid ari Perang Dunia II. Tak hanya Jerman, Jepang juga turut di-banned untuk ikut Olimpiade dengan alasan yang sama.
Kemudian, Afrika Selatan juga pernah dilarang ikut Olimpiade. Larangan itu berlaku pada Olimpiade edisi 1964 sampai 1992. Gara-garanya yakni karena segregasi rasial sebagai akibat dari rezim apartheid.
Pada Olimpiade 1972, IOC melarang Zimbabwe atau saat itu masih dikenal dengan nama Rhodesia untuk ikut berpartisipasi. Pelarangan ini akibat tekanan internasional dan protes dari kebijakan regragasi rasial di negara itu.
Afganistan dilarang ikut Olimpiade 2000 Melbourne Australia. Pelarangan ini akibat sikap Taliban yang berkuasa terhadap perempuan.
Tahun ini, Afganistan akhirnya bisa berpartisipasi, namun tidak di bawah bendera Taliban yang menguasai Kabul. Atlet Afganistan berpartisipasi dengan bendera Republik Islam Afganistan yang digulingkan Taliban pada 2021.
Kuwait juga diskor IOC pada Oktober 2015, karena campur tangan pemerintah dalam komite Olimpiade di negara itu. Meski di-banned, para atletnya tetap bisa berpartisipasi di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 sebagai atlet independen.
Selanjutnya, pada Olimpiade 2022 Bejing, Korea Utara dilarang ikut berpartisipasi. Gara-garanya, mereka mundur dari Olimpiade 2020 di Tokyo karena kekhawatirannya pada Covid-19 yang melanggara Piagam Olimpiade.
Ada Rusia yang dilarang ikut Olimpiade 2016, 2018, dan 2020. Namun, larangan ini tak sepenuhnya. Rusia dilarang karena banyak atletnya berkompetisi menggunakan doping.
Rusia juga masih dilarang di Olimpiade 2024 Paris. Namun, negeri beruang itu tak sendiri, ada Belarusia sebagai negara terakhir yang ikut dilarang. Pelarangan ini akibat keterlibatannya dalam perang Ukraina.
Meski dilarang, ada 15 atlet Rusia dan 18 dari Belarusia yang bertanding di Olimpiade 2024. Namun, mereka tidak mewakili negaranya, melainkan sebagai atlet individu.