Karakter bermain Jenner yang merupakan gelandang petarung cukup efektif untuk membantu pertahanan. Ia selalu mecuri bola dari lawan sebelum masuk ke area pertahanan tim.
Di laga ini, Kluivert justru menduetkan Thom Haye dengan Nathan Tjoe-A-On yang bukan gelandang petarung. Alhasil, lini tengah pasukan Garuda lebih mudah ditembus pada malam ini.
Bola-bola cepat dari pemain Australia gagal dicegah oleh keduanya masuk ke jantung pertahanan Timnas Indonesia.
Kluivert menelan ludahnya sendiri ketika menurunkan Nathan. Legenda Barcelona itu sebelumnya mengatakan hanya ingin memainkan pemain yang punya banyak menit bermain di klub.
Nah, Pemain 22 tahun itu hanya sekali main di Liga Inggris bersama Swansea City musim ini.
Tak hanya itu, Nathan sendiri sering melakukan kesalahan. Pada pertemuan pertama Indonesia vs Australia di SUGBK, bek kiri Swansea City itu melakukan kesalahan yang hampir membuat Australia mencetak gol.
Murianews, Jakarta – Patrick Kluivert menjalani debutnya sebagai pelatih Timnas Indonesia dengan buruk.
Setidaknya ada lima dosa Kluivert saat Jay dan kolega dibantai 1-5 di Sydney Football Stadium saat melawan Australia.
Tiket lolos ke Piala Dunia 2026 pun makin sulit direbut. Sebab, Indonesia terlempar ke peringkat empat dengan enam poin, sementara Australia tak terusik di peringkat dua dengan 10 poin.
Bahkan, skuad Garuda terancam makin melorot ke dasar klasemen setelah matchday ketujuh ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kekalahan ini buntut dari kesalahan Patrick Kluivert dalam menentukan strategi bermain untuk pasukan Garuda.
Akibatnya, lima gol bersarang ke gawang Paes, sedangkan Indonesia hanya mencetak satu gol penghibur lewat Ole Romeny.
Rentetan Dosa Kluivert...
Berikut rentetan dosa Patrick Kluivert sepanjang laga.
1. Rizky Ridho Tak Jadi Starter
Tidak adanya Rizky Ridho sebagai starter menjadi dosa pertama Patrick Kluivert pada pertandingan melawan Australia. Padahal kapten Persija itu sudah punya chemistry dengan Jay Idzes.
Kluivert justru lebih mempercayakan Mees Hilgers untuk menemani Jay Idzes di pola 4-3-3. Akibatnya empat gol bersarang di gawang Paes.
Ridho sendiri akhirnya dimainkan di menit ke-66 setelah Hilger digantikan Sandy Walsh dan Sandy Walsh mengalami cedera saat turun 5 menit.
Terbukti setelah Ridho masuk, Indonesia hanya kebobolan satu gol.
2. Tak Mainkan Ivar Jenner
Dosa Kluivert selanjutnya, tak memainkan Ivar Jenner. Di era Shin Tae-yong, Ivar Janner kerap diturunkan jadi starter untuk menemani Thom Haye di lini tengah.
Gelandang Petarung...
Karakter bermain Jenner yang merupakan gelandang petarung cukup efektif untuk membantu pertahanan. Ia selalu mecuri bola dari lawan sebelum masuk ke area pertahanan tim.
Di laga ini, Kluivert justru menduetkan Thom Haye dengan Nathan Tjoe-A-On yang bukan gelandang petarung. Alhasil, lini tengah pasukan Garuda lebih mudah ditembus pada malam ini.
Bola-bola cepat dari pemain Australia gagal dicegah oleh keduanya masuk ke jantung pertahanan Timnas Indonesia.
3. Nathan Tjoe-A-On Jadi Bumerang
Kluivert menelan ludahnya sendiri ketika menurunkan Nathan. Legenda Barcelona itu sebelumnya mengatakan hanya ingin memainkan pemain yang punya banyak menit bermain di klub.
Nah, Pemain 22 tahun itu hanya sekali main di Liga Inggris bersama Swansea City musim ini.
Tak hanya itu, Nathan sendiri sering melakukan kesalahan. Pada pertemuan pertama Indonesia vs Australia di SUGBK, bek kiri Swansea City itu melakukan kesalahan yang hampir membuat Australia mencetak gol.
Kesalahan Nathan...
Pada pertemuan kedua di Sydney, Nathan kembali melakukan kesalahan dan berperan atas gol penalti Australia.
Ia melakukan tarikan saat situasi bola mati dan membuat wasit menghadiahkan penalti untuk lawan di menit ke-18.
Martin Boyle tanpa ampun langsung membuka keunggulan dan gol tersebut jadi awal dari bencana Timnas Indonesia.
4. Garis Pertahanan Terlalu Tinggi
Kluivert terlalu pede menurunkan pola 4-3-3 dan memperagakan permainan garis pertahanan tinggi. Padahal lawan yang dihadapinya Australia yang merupakan langganan Piala Dunia.
Momentum itu terlihat saat Nishan Velupilay mencetak gol kedua Australia di menit ke-20. Saat itu, ia memanfaatkan kelengahan lini pertahanan Garuda untuk mengantisipasi serangan balik.
Berbeda dengan Shin Tae-yong, yang memilih bermain pasif dan menunggu untuk kemudian melakukan serangan baik mematikan saat memimpin Timnas Indonesia.
Dosa Terakhir...
5. Jarak Antara Pemain Longgar
Dosa terakhir Kluivert, yakni jarak antarlini dan antarpemain terlalu longgar. Pertahanan Timnas Indonesia pun terlalu mudah dieksploitasi lawan.
Beberapa kali terlihat, jarak setiap pemain terlalu jauh. Situasi itu pun menjadi sasaran empuk Australia untuk mengacak-acak Garuda.
Setelah kekalahanan dengan Australia, Kluivert kini menanggung beban berat untuk menyelamatkan nasibnya. Tugas berat terdekat yakni menghadapi Bahrain, pada 25 Maret 2025.
Pada laga selanjutnya, Timnas Indonesia wajib menang dengan skor besar untuk tetap menjaga asa lolos Piala Dunia 2025.
Kemenangan tak bisa ditawar lagi, mengingat Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 tersisa tiga laga lagi, yakni melawan Bahrain, China, dan Jepang.