Politisi Partai Golkar itu bercerita, aksi cukur gundul itu sudah dilakukannya, Rabu (27/2/2025) petang. Saat dalam perjalanan, dirinya melihat sejumlah pemuda sedang cukur gundul, yang kemudia dirinya ikut cukur gundul. Rekaman video saat dirinya dicukur gundul itu kemudian diunggah di akun pribadi TikToknya.
“Saya mampir saja. Ikutan cukur gundul. Untuk merayakan Persijap lolos ke Liga 1. Saya tidak nazar,” kata anggota Komisi XIII DPR RI itu.
Namun di laga final Persijap vs PSPS Pekanbaru, Selasa (25/2/2025) lalu, dirinya memilih nonton di tribun utara. Politisi ini membaur dengan kelompok suporter Curva Nord Sindycate (CNS).
Jamaludin menyadari bahwa di tribun utara dirinya tidak bisa ngonten seperti ketika di tribun VVIP. Karena memang di kalangan CNS, suporter hanya diperbolehkan untuk berdiri dan bernyanyi selama 90 menit pertandingan.
“Saya sengaja milih di tribun utara bersama teman-teman CNS. Saya ikuti aturan mereka, tidak bikin konten. Berdiri dan bernyanyi sepanjang laga. Di tribun utara saya benar-benar merasakan menjadi suporter. Saya bebas berteriak. Bukan lagi sebagai sebatas penonton. Saya melucuti semua atribut dan identitas saya sebagai pejabat,” ujar Jamaludin.
Murianews, Jepara – Lolosnya Persijap Jepara ke Liga 1 Indonesia musim depan membuat seluruh pecintanya bersukaria. Salah satunya adalah Jamaludin Malik, Anggota DPR RI berjuluk Ultraman. Tokoh ini langsung cukur gundul.
Saat ditemui Murianews.com di rumahnya, Kamis (27/2/2025) siang, anggota dewan yang dikenal dengan ikon ultraman itu mengaku aksi cukur gundul itu merupakan bentuk totalitasnya sebagai suporter Laskar Kalinyamat.
Politisi Partai Golkar itu bercerita, aksi cukur gundul itu sudah dilakukannya, Rabu (27/2/2025) petang. Saat dalam perjalanan, dirinya melihat sejumlah pemuda sedang cukur gundul, yang kemudia dirinya ikut cukur gundul. Rekaman video saat dirinya dicukur gundul itu kemudian diunggah di akun pribadi TikToknya.
“Saya mampir saja. Ikutan cukur gundul. Untuk merayakan Persijap lolos ke Liga 1. Saya tidak nazar,” kata anggota Komisi XIII DPR RI itu.
Jamaludin selama ini memang kerap menonton laga-laga Persijap yang digelar di Stadion GBK Jepara. Sosoknya biasa muncul di tribun VVIP bersama para pejabat Jepara.
Namun di laga final Persijap vs PSPS Pekanbaru, Selasa (25/2/2025) lalu, dirinya memilih nonton di tribun utara. Politisi ini membaur dengan kelompok suporter Curva Nord Sindycate (CNS).
Jamaludin menyadari bahwa di tribun utara dirinya tidak bisa ngonten seperti ketika di tribun VVIP. Karena memang di kalangan CNS, suporter hanya diperbolehkan untuk berdiri dan bernyanyi selama 90 menit pertandingan.
“Saya sengaja milih di tribun utara bersama teman-teman CNS. Saya ikuti aturan mereka, tidak bikin konten. Berdiri dan bernyanyi sepanjang laga. Di tribun utara saya benar-benar merasakan menjadi suporter. Saya bebas berteriak. Bukan lagi sebagai sebatas penonton. Saya melucuti semua atribut dan identitas saya sebagai pejabat,” ujar Jamaludin.
Rela bolak-balik...
Jamaludin mengaku rela pulang pergi dari Jakarta-Jepara hanya untuk menonton Persijap. Sebab baginya, Persijap bukan hanya sebatas klub sepak bola, melainkan identitas dan harga dirinya sebagai masyarakat Jepara.
“Saya dukung Persijap bukan saat ini saja. Dulu waktu kandangnya masih di Stadion Kamal Djunaidi, saya sudah jadi bagian dari Jetman (Jepara Tifosi Mania). Dulu saya sering nonton sama adik saya waktu masih kecil,” kata dia.
Lolosnya Persijap Jepara ke Liga 1 Indonesia membuatnya gembira bukan kepalang. Dalam beberapa konten di TikToknya, Jamaludin mengunggah video saat membagi-bagi uang ratusan ribu ke sejumlah pemain dan official Persijap. Dirinya juga pernah menebar uang kepada para penonton di tribun VIP.
Namun, Jamaludin enggan menyebut berapa uang yang sudah dia keluarkan untuk para pemain Persijap. Hal itu menurutnya tidak perlu diungkapkan.
“Tidak perlu saya sebut. Buat saya, kalau dengan Persijap, saya tidak mau menyebut diri saya sebagai pejabat. Hubungan saya dan Persijap adalah antara suporter dan klub. Tidak lebih. Saya tidak mau membawa-bawa jabatan saya ke Persijap,” ujarnya.
Di Liga 1 musim depan, Jamaludin berharap agar manajemen tetap konsisten dengan prestasi yang selama ini berjalan. Di mana dengan materi pemain yang tak diunggulkan, tetapi tetap bisa membuktikan sebagai kuda hitam.
Editor: Budi Santoso