Keanu, yang secara postur hanya memiliki tinggi badan 135 sentimeter itu, menunjukkan ketangguhan mental yang luar biasa saat menghadapi atlet yang lebih senior dan berpostur lebih tinggi.
Pertandingan final yang memperebutkan poin nasional itu berlangsung dramatis. Keanu awalnya sempat tertinggal di set pertama. Saat berusaha mengejar ketertinggalan, Keanu bahkan sempat kehilangan fokus hingga satu anak panahnya melesat ke luar shoot target.
Namun, Keanu berhasil menguasai diri dan membalikkan keadaan. Ia akhirnya menang dengan set point tipis 6-4 (126-125).
”Saya senang tetapi sempat deg-degan karena lawannya sudah menang di set pertama. Namun akhirnya saya bisa menguasai diri dan mengejar ketertinggalan,” cerita Keanu setelah pertandingan.
Keanu menambahkan, meski ia menyadari postur tubuhnya tidak tinggi, ia yakin dengan persiapan matang yang membuatnya prima dan optimis bisa memenangkan pertandingan.
Murianews, Kudus – Kejutan mewarnai babak final Kejuaraan Nasional Panahan KU-15 sektor putra MilkLife Archery Challenge 2025 Seri 2 di SuperSoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (15/11/2025)
Atlet cilik berbakat, Muhammad Keanu Refi Atallah (11 tahun) dari SD Muhammadiyah 1 Ngaglik Sleman, berhasil merebut gelar juara setelah menumbangkan lawannya, Pascha Hiro Rianno (SKO Surakarta), dalam persaingan yang sangat ketat.
Keanu, yang secara postur hanya memiliki tinggi badan 135 sentimeter itu, menunjukkan ketangguhan mental yang luar biasa saat menghadapi atlet yang lebih senior dan berpostur lebih tinggi.
Pertandingan final yang memperebutkan poin nasional itu berlangsung dramatis. Keanu awalnya sempat tertinggal di set pertama. Saat berusaha mengejar ketertinggalan, Keanu bahkan sempat kehilangan fokus hingga satu anak panahnya melesat ke luar shoot target.
Namun, Keanu berhasil menguasai diri dan membalikkan keadaan. Ia akhirnya menang dengan set point tipis 6-4 (126-125).
”Saya senang tetapi sempat deg-degan karena lawannya sudah menang di set pertama. Namun akhirnya saya bisa menguasai diri dan mengejar ketertinggalan,” cerita Keanu setelah pertandingan.
Keanu menambahkan, meski ia menyadari postur tubuhnya tidak tinggi, ia yakin dengan persiapan matang yang membuatnya prima dan optimis bisa memenangkan pertandingan.
Jam terbang...
Pelatih Keanu, Hendra Purnama, mengungkapkan kunci keberhasilan atlet ciliknya itu. Menurut Hendra, meski masih berusia 11 tahun dan bertubuh mungil, Keanu memiliki jam terbang yang jauh lebih banyak dibandingkan atlet seusianya karena sering mengikuti kejuaraan dan training camp.
”Dari sejak masa persiapan, kemampuan Keanu bisa dibilang sudah matang. Dia mengikuti banyak turnamen dan training camp di Yogyakarta,” papar Hendra.
Hendra menjelaskan, persiapan yang diberikan bukan hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga teknik, taktik, dan yang terpenting adalah mental.
Hal ini yang membuat Keanu "tahan banting" saat menghadapi lawan tangguh, membuktikan jika tinggi badan bukan penghalang untuk meraih prestasi tertinggi.
”Kami memang menyiapkan Keanu untuk jangka panjang,” tutupnya.