Kerusuhan Suporter Masih Jadi Virus di Sepak Bola Indonesia
Budi Santoso
Rabu, 27 Desember 2023 11:42:00
Kalaidoskop Olahraga 2023:
Murianews, Kudus – Kerusuhan suporter masih terus menjadi virus di sepak bola Indonesia. Sejak Tragedi Kanjuruhan yang memilukan terjadi tahun 2022, kerusuhan supporter masih terus terjadi di sepanjang 2023.
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Oktober 2022 sepertinya tidak pernah menjadi pengingat serius bagi para pihak yang terlibat. Kematian 125 orang di Stadion Kanjuruhan Malang, seperti dilupakan begitu saja.
Suporter sepak bola disatu sisi menjadi sebuah elemen penting yang dibutuhkan bagi industri sepak bola. Di Indonesia, tingginya antusiasisme pendukung sepak bola sangat potensial untuk memajukan sepak bola nasional.
Namun disisi yang lain, kegilaan kecintaan suporter Indonesia dalam mendukung klub kecintaannya terkadang menjadi bumerang. Ekspetasi yang tinggi, dan keinginan besar pada klubnya untuk berprestasi terkadang menumbuhkan kekecewaan tak terperi.
Semuanya berakhir dengan munculnya kerusuhan, yang merugikan banyak pihak. Tidak hanya pada diri mereka sendiri, namun juga klub kecintaannya dan pihak lain yang sebenarnya tidak bersinggungan langsung dengan sepak bola.
Sepanjang tahun 2023, ada sejumlah kejadian terkait dengan kerusuhan supporter sepak bola. Terutama di level Liga 1, sejumlah kerusuhan supporter yang terjadi masih sangat sering terjadi.
Sanksi disiplin yang dikeluarkan Komdis PSSI juga sudah diterapkan terhadap pihak-pihak yang terlibat. Namun kenyataannya, kerusuhan supporter masih tetap terjadi, dan tetap menimbulkan kekhawatiran.
Dari berbagai sumber, ada beberapa kerusuhan suporter yang menonjol dan layak menjadi perhatian. Dari kejadian-kejadian ini, sudah seharusnya semua pihak bisa mengambil langkah instropeksi sehingga tidak terjadi lagi.
Pekan Pertama Liga 1 2023-2024, bahkan langsung diwarnai dengan kerusuhan antar supporter. Partai Persis Solo vs Persebaya Surabaya diwarnai kericuhan suporter. Sialnya, ini terjadi justru terjadi antar kalangan suporter Persis sendiri.
Dua kelompok suporter Persis di tribune timur dan tribune utara terlibat ketegangan. Setelah laga berakhir, terjadi bentrok sesama suporter Persis Solo, di kawasan UNS. Kejadian ini mengakibatkan seorang suporter harus dibawa ke rumah sakit dan 7 orang diamankan.
Lalu di pekan kedua Liga 1, tepatnya pada 8 Juli 2023, PSM Makassar harus memikul tanggung jawab akibat ulah suporternya sendiri. Tim Juku Eja menjamu Dewa United pada saat itu, dan kerusuhan antar sesama supporternya sendiri terjadi.
Sebanyak empat orang dikabarkan terluka dalam insiden di Gelora BJ Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, itu. Kericuhan antarsuporter PSM itu terjadi di tribune selatan stadion. Ada suporter yang saling lempar, kemudian ada aksi pengeroyokan suporter. Sebanyak empat orang dikabarkan terluka akibat insiden itu.
Masuk pekan ke-3 Liga 1 2023-2024, kerusuhan supporter terjadi pada pertandingan Persik Kediri vs Arema FC. Pendukung Singo Edan ada yang datang ke stadion Brawijaya, Kediri, di pertandingan ini.
Pada akhir babak pertama, terjadi kericuhan akibat dari adanya suporter Arema FC yang menyusup. Terdapat 25 suporter yang diamankan oleh pihak keamanan, padahal sudah ada larangan bagi supporter Arema untuk melihat pertandingan.
Pertandingan PSS Sleman vs Persija Jakarta di pekan ke-6 Liga 1 juga diwarnai kerusuhan. Dalam laga itu, tim Super Elang Jawa menelan kekalahan 1-3 dari Macan Kemayoran, 4 Agustus 2023.
Pendukung PSS yang kecewa tiba-tiba menyerbu ke tengah lapangan karena kekalahan dari dari tim Ibukota itu. Ada aksi penganiayaan pada panitia pelaksana pertandingan. Buntutnya, PSS mendapat sanksi penutupan tribune selatan selama dua pertandingan dan denda Rp25 juta.
Berikutnya di laga pekan ke-9 antara PSIS vs Persib Bandung juga diwarnai kerusuhan supporter. Pertadingan di stadion Jatidiri, Semarang, itu bahkan memunculkan dua kerusuhan sekaligus.
Suporter Maung Bandung nekad hadir di Semarang meski sudah ada larangan menonton. Akibatnya terjadi aksi saling ejek yang menjadi pemicu terjadinya insiden, hingga menimbulkan korban luka-luka.
Pertandingan Persis Solo vs PSIS pada pekan ke-12 Liga 1 juga diwarnai dengan kericuhan suporter. Pendukung Laskar Mahesa Jenar ada yang melakukan lawatan ke stadion Manahan saat Carlos Fortes cs takluk 0-2.
Suporter tim tamu di sisi tribune sayap utara terlibat aksi saling lempar dengan suporter Persis. Kericuhan ini merembet ke luar lapangan, bahkan ada satu motor warga Solo yang dibakar.
Partai PSS vs Madura United pada pekan ke-13 juga memunculkan insiden. Media officer Sape Kerrap dianiaya orang tak dikenal.
Sesi jumpa pers yang digelar usai pertandingan mendapat gangguan dari orang tak dikenal yang diduga merupakan suporter. Mereka hadir ke ruang media yang seharusnya steril dari supporter, untuk melakukan sesuatu, sehingga harus diusir petugas steward.
Namun ternyata masih ada satu penyusup yang masih berada di ruang press-con. Setelah membalikkan papan nama klub Madura United di meja pres-con, penyusup ini membuat keributan dengan menyerang staff MO Madura United.
Pada pekan ke-16 Liga 1, laga Bali United vs Persebaya Surabaya juga diwarnai kericuhan di luar stadion. Sejumlah oknum supporter diketahui melakukan perusakan fasilitas stadion Kapten I Wayan Dipta.
Lalu berlanjut pada pekan ke-20, di pertandingan Dewa United vs Persib Bandung juga berhiaskan kerusuhan supporter. Pada laga ini, Maung Bandung menang 5-1 atas Tangsel Warrior. Namun kerusuhan tetap saja terjadi.
Bebotoh Persib memaksa masuk ke stadion Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang. Mereka memaksa meskipun sebenarnya mereka mendapatkan sanksi larangan di pertandingan away.
Suporter Persib yang memaksa masuk, dihalau oleh pihak keamanan hingga akhirnya terjadi kerusuhan. Mereka kemudian melakukan aksi pelemparan batu hingga menimbulkan kekacauan. Sebanyak 25 orang dari mereka akhirnya ditangkap petugas keamanan.
Kerusuhan ini tercatat menimbulkan korban 12 orang mengalami luka-luka. Sebagian besar merupakan anggota polisi sedangan yang lainnya muncul dari pihak supporter.
Kemudian kerusuhan yang terjadi di pertandingan antara PSIS vs PSS pada Minggu (3/12/2023) menjadi yang terakhir. Di pertandingan ini tim Mahesa Jenar menang 1-0 atas Laskar Sembada.
Menjelang akhir pertandingan, kericuhan terjadi di tribune penonton. Meski waktu tambahan sedang berjalan, akhirya oleh wasit diputuskan selesai mengingat kekhawatiran yang terjadi.
Suporter PSIS Semarang akhirnya turun ke lapangan dan menimbulkan situasi chaos. Pemain dari kedua kesebelasan dan perangkat pertandingan harus dievakuasi ke tempat aman.
Kerusuhan ini diindikasi karena ada ketegangan antara supporter PSIS Semarang dan PSS Sleman. Meski ada larangan menonton untuk supporter PSS, kenyataannya diduga ada yang menyusup ke dalam stadion.
Dalam kejadian ini Yoyok Sukawi diduga terkena lemparan benda keras dari arah tribun penonton. Sebanyak 13 orang diperiksa Polresta Semarang karena kericuhan di Stadion Jatidiri ini.
Kerusuhan supporter tidak hanya terjadi di Liga 1 yang merupakan level kompetisi tertinggi. Namun di Level 2 dan 3 juga beberapa kejadian muncul menghiasi pertandingan.



