Statistik berbicara soal ini. Barcelona saat ini memimpin daftar tim dengan catatan jumlah offside terbanyak yang berhasil mereka ciptakan untuk menjebak pemain lawan. Mereka mencatat total 201 kali membuat jebakan offside sukses di 36 pertandingan resmi.
Barcelona telah memainkan 23 pertandingan La Liga, 8 pertandingan Liga Champions, 3 pertandingan Copa del Rey, dan 2 laga di Piala Super Spanyol. Dari total 36 laga, hanya satu tim, yakni Real Betis, yang berhasil menghindari jebakan offside mereka.
Dilansir dari Mundo Deportivo, ini adalah pencapaian luar biasa yang mencerminkan kesempurnaan koordinasi lini pertahanan Barcelona. Menjelang El Clasico pada Oktober 2024 lalu, Barcelona sudah mencatat 65 kali jebakan offside sukses hanya di La Liga, dengan lini pertahanan mereka berdiri rata-rata 33,9 meter dari gawang.
Angka ini membuktikan betapa agresifnya strategi Hansi Flick, di mana Barcelona memaksa lawan terjebak offside rata-rata 6,5 kali per pertandingan. Atau hampir dua kali lipat dari musim sebelumnya.
Taktik jebakan offside Barcelona bukan hanya sekadar menciptakan tekanan bagi lawan, tetapi juga memberikan keuntungan besar dalam mengendalikan jalannya pertandingan. Dengan menekan tinggi dan mendorong formasi ke depan, mereka bisa beralih dari bertahan ke menyerang dengan kecepatan kilat.
Murianews, Kudus – Barcelona di bawah asuhan Hansi Flick telah menjelma menjadi kekuatan pertahanan yang menakutkan di Eropa. Taktik jebakan offside mereka dianggap telah menciptakan celah besar dengan tim-tim top Eropa lainnya.
Statistik berbicara soal ini. Barcelona saat ini memimpin daftar tim dengan catatan jumlah offside terbanyak yang berhasil mereka ciptakan untuk menjebak pemain lawan. Mereka mencatat total 201 kali membuat jebakan offside sukses di 36 pertandingan resmi.
Barcelona unggul jauh dari peringkat kedua, Tottenham Hotspur, yang hanya mencatat 101 offside dalam 39 pertandingan. Keunggulan ini menunjukkan betapa superiornya sistem pertahanan jebakan offside ala Flick di Barcelona.
Barcelona telah memainkan 23 pertandingan La Liga, 8 pertandingan Liga Champions, 3 pertandingan Copa del Rey, dan 2 laga di Piala Super Spanyol. Dari total 36 laga, hanya satu tim, yakni Real Betis, yang berhasil menghindari jebakan offside mereka.
Dilansir dari Mundo Deportivo, ini adalah pencapaian luar biasa yang mencerminkan kesempurnaan koordinasi lini pertahanan Barcelona. Menjelang El Clasico pada Oktober 2024 lalu, Barcelona sudah mencatat 65 kali jebakan offside sukses hanya di La Liga, dengan lini pertahanan mereka berdiri rata-rata 33,9 meter dari gawang.
Angka ini membuktikan betapa agresifnya strategi Hansi Flick, di mana Barcelona memaksa lawan terjebak offside rata-rata 6,5 kali per pertandingan. Atau hampir dua kali lipat dari musim sebelumnya.
Taktik jebakan offside Barcelona bukan hanya sekadar menciptakan tekanan bagi lawan, tetapi juga memberikan keuntungan besar dalam mengendalikan jalannya pertandingan. Dengan menekan tinggi dan mendorong formasi ke depan, mereka bisa beralih dari bertahan ke menyerang dengan kecepatan kilat.
Tetapi Juga Beresiko...
Namun, strategi ini juga merupakan pedang bermata dua. Jika terjadi sedikit kesalahan dari para bek, maka yang muncul adalah bencana. Contohnya terjadi saat Barcelona menghadapi Sevilla, ketika Barca baru saja memimpin lewat gol Robert Lewandowski, tetapi langsung kebobolan.
Itu terjadi setelah Saul Niguez mengirim umpan terobosan yang memungkinkan Eduardo Vargas mencetak gol penyeimbang. Kesalahan kecil muncul dari Ronald Araujo, yang terlambat naik sejajar dengan garis pertahanan, hingga memunculkan celah bagi lawan.
Meskipun ada beberapa insiden yang membahayakan, Flick tetap kukuh mempertahankan taktik ini. Menurutnya, dengan disiplin tinggi dan persiapan matang, Barcelona bisa terus memanfaatkan jebakan offside tanpa membuka terlalu banyak celah bagi lawan.
Keberhasilan ini juga berdampak pada prestasi Barcelona di berbagai ajang. Di La Liga Spanyol, mereka masih berada dalam perburuan gelar meskipun mendapat tekanan dari duo Madrid.
Lalu di Copa del Rey mereka juga masih mampu melaju ke babak semifinal. Sementara di Liga Champions, Barcelona juga sukses melaju ke babak 16 Besar, tanpa menjalani pertandingan playoff.
Di bawah kepemimpinan Hansi Flick, Barcelona bukan hanya memperkuat pertahanannya, tetapi juga tetap mempertahankan gaya bermain menyerang yang memukau. Jika jebakan offside mereka tetap efektif, bukan tidak mungkin musim ini akan menjadi tahun kejayaan bagi raksasa Catalan.