"Hati kami hancur, dengan kesedihan yang mendalam, kami mengumumkan meninggalnya George Edward Foreman Sr, tercinta kami yang meninggal dengan damai pada 21 Maret 2025, dikelilingi oleh orang-orang yang dicintainya," demikian pernyataan dari keluarga besar Foreman.
Foreman bukan sekadar seorang petinju. Ia adalah simbol kekuatan, disiplin, dan keimanan. Dikenal sebagai seorang pengkhotbah yang taat, suami yang berbakti, serta ayah dan kakek yang penuh kasih. Foreman mengukir sejarah di dunia tinju dengan pencapaiannya yang luar biasa.
Dunia olahraga langsung dibanjiri ucapan belasungkawa dari berbagai legenda dan tokoh ternama. Mantan juara dunia kelas berat, Mike Tyson, mengungkapkan rasa kehilangannya yang mendalam.
"Kontribusi Foreman untuk tinju dan seterusnya tidak akan pernah dilupakan," ucap Tyson.
Bos promotor tinju Top Rank, Bob Arum, juga menyampaikan kesedihannya. "George adalah teman baik tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi seluruh keluarga saya. Kami benar-benar hancur," ujar Bob Arum.
Murianews, Kudus – Dunia tinju berduka! George Foreman, legenda tinju Amerika dan dunia, telah menghembuskan napas terakhirnya pada usia 76 tahun. Kabar mengejutkan ini diumumkan langsung oleh keluarganya melalui sebuah unggahan emosional di akun Instagram resmi sang juara dunia tinju kelas berat dua kali.
Seperti dilansir dari The Mirror, keluarga besar George Foreman menyampaikan kabar duka ini pada Sabtu (22/3/2025) WIB. Kabar duka ini langsung menyebar ke seluruh dunia, diiringi ungkapan sedih dari banyak pihak.
"Hati kami hancur, dengan kesedihan yang mendalam, kami mengumumkan meninggalnya George Edward Foreman Sr, tercinta kami yang meninggal dengan damai pada 21 Maret 2025, dikelilingi oleh orang-orang yang dicintainya," demikian pernyataan dari keluarga besar Foreman.
Foreman bukan sekadar seorang petinju. Ia adalah simbol kekuatan, disiplin, dan keimanan. Dikenal sebagai seorang pengkhotbah yang taat, suami yang berbakti, serta ayah dan kakek yang penuh kasih. Foreman mengukir sejarah di dunia tinju dengan pencapaiannya yang luar biasa.
Dunia olahraga langsung dibanjiri ucapan belasungkawa dari berbagai legenda dan tokoh ternama. Mantan juara dunia kelas berat, Mike Tyson, mengungkapkan rasa kehilangannya yang mendalam.
"Kontribusi Foreman untuk tinju dan seterusnya tidak akan pernah dilupakan," ucap Tyson.
Bos promotor tinju Top Rank, Bob Arum, juga menyampaikan kesedihannya. "George adalah teman baik tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi seluruh keluarga saya. Kami benar-benar hancur," ujar Bob Arum.
Medali Emas Olimpiade...
Dari dunia basket, mantan bintang NBA, Earvin "Magic" Johnson, mengenang sosok Foreman sebagai pribadi yang luar biasa di dalam dan luar ring. Johson menyebutnya sebagai seorang seniman KO di atas ring dan seorang pengusaha cerdas setelah pensiun.
Sementara itu, aktor Hollywood, John Cusack, memberikan penghormatan dengan mengatakan bahwa Foreman memiliki "semangat yang luar biasa dan kemurahan hati yang mendalam." Dari berbagai penjuru dunia, ungkapan duka cita disampaikan.
George Foreman pertama kali mencuri perhatian dunia saat memenangkan medali emas Olimpiade 1968. Lima tahun kemudian, ia meraih gelar juara dunia kelas berat setelah menghancurkan Joe Frazier dengan kemenangan knockout yang brutal pada 1973.
Namun, satu tahun kemudian, ia kehilangan sabuknya dalam duel legendaris "Rumble in the Jungle" melawan Muhammad Ali di Zaire. Namun yang membuat Foreman berbeda adalah kebangkitannya.
Setelah sempat pensiun, ia kembali ke ring dan membuat sejarah sebagai juara dunia kelas berat tertua dalam sejarah pada usia 45 tahun dengan mengalahkan Michael Moorer pada 1994. Foreman akhirnya menutup kariernya pada 1997 dengan rekor 76 kemenangan (68 KO) dan hanya lima kekalahan.
Tak hanya sukses di ring, Foreman juga menjadi ikon bisnis dengan produk "George Foreman Grill" yang laku jutaan unit di seluruh dunia. Bisnis peralatan masak George Foreman dikenal luas di seluruh dunia sebagai produk berkualitas.
Memiliki 12 anak...
Foreman menikah lima kali dan dikaruniai 12 anak. Pada 2019, ia juga mengungkapkan kecintaannya terhadap rugby dan menjadi penggemar setia tim nasional Skotlandia.
"Salah satu hal yang harus saya lihat adalah Skotlandia memenangkan Piala Dunia Rugby," ucapnya penuh semangat kala itu.
Kini, dunia kehilangan salah satu petarung terbaiknya. Namun, nama George Foreman akan terus dikenang sebagai simbol kegigihan, keberanian, dan semangat juang yang tak tergoyahkan. Selamat jalan, sang legenda!