Rabu, 19 November 2025

Tak hanya itu, kombinasi Morgan Rogers dan Jarrod Bowen di sisi lapangan juga memberikan ancaman konstan. Serangan mereka begitu tajam, memaksa Latvia semakin tenggelam dalam pertahanan total. Ketika Tuchel mengganti Curtis Jones dengan Rogers, Inggris semakin mendominasi, mengurung Latvia di kotak penalti mereka sendiri.

Meskipun Timnas Inggris mendominasi dengan begitu agresif, mereka justru mengalami kemacetan di lini depan. Terlalu banyak pemain yang berdesakan di dalam kotak penalti, sehingga dalam sebuah momen, Marcus Rashford secara tak sengaja menghalangi sundulan Bellingham. Skor 1-0 tak berubah hingga turun minum.

Momentum baru muncul saat Eberechi Eze masuk di babak kedua. Kecepatannya membawa dimensi berbeda dalam permainan Inggris. Kombinasi cepat dengan Declan Rice menghasilkan umpan tarik sempurna untuk Harry Kane, yang dengan tenang menyelesaikan peluang ke gawang kosong pada menit ke-68.

Tak cukup di situ, Eze menutup pesta gol dengan sebuah penyelesaian yang mungkin berbau keberuntungan. Sebuah defleksi terjadi hingga luncuran bola membingungkan penjaga gawang Latvia.

Meski terlihat seperti kemenangan rutin, hasil ini setidaknya menjadi jawaban Thomas Tuchel dari pergunjingan mengenai perubahan Timnas Inggris yang dijanjikannya. Timnas Inggris mungkin masih terasa seperti era Southgate dalam beberapa aspek, tetapi Tuchel menujukan kecerdikan dalam taktik dan mentalitas.

Berikutnya Thomas Tuchel dan Timnas Inggris akan segera menghadapi tim-tim besar di Eropa atau bahkan dunia. Itu akan menjadi tantangan sebenarnya bagi Thomas Tuchel di Three Lions.

 

Komentar

Sport Terkini

Terpopuler