Sejak menjadi pelatih Manchester United, Ruben Amorim memang bersikeras menggunakan formasi 3-4-3 kesukaannya. Meski formasi ini dinilai banyak pihak kaku dan memaksa, Amorim bergeming dan tetap meneruskan proyeknya hingga saat ini.
Keputusan menggunakan formasi 3-4-3 ini bahkan diperkuat dengan kedatangan Bryan Mbeumo yang berposisi sebagai sayap kanan penyerang. Di sisi lain, situasi ini memaksa Amad Diallo harus bermain sebagai posisi bek sayap kanan tepat dibelakang Mbeumo.
Sayangnya pilihan ini belum sepenuhnya memberi dampak signifikan bagi permainan Manchester United. Posisi Amad Diallo di posisi bek kanan, paling banyak menuai kritikan karena dianggap kotroversial. Apalagi dalam tiga pertandingan, Manchester United baru merebut 4 poin (Sekali menang-seri-kalah).
Lebih mengenaskan lagi, Manchester United secara mengenaskan tersingkir dari Piala Carabao dari klub level 4 Grimsby Town. Meski yang terakhir menang dari Burnley, tetapi kritikan terhadap Ruben Amorim masih belum mereda.
Murianews, Kudus – Tekanan pada Ruben Amorim, pelatih Manchester United masih tetap deras menerpa, kendati baru saja menang 3-2 atas Burnley di Liga Inggris. Soal penempatan Amad Diallo di posisi bek kanan, menjadi biang keladinya.
Kritik pada Amorim, seperti dilansir Daily Mail dilontarkan oleh mantan pelatih Sunderland, Tony Mowbray. Dalam sebuah podcast, mantan pelatih berusia 60 tahun itu secara terbuka menohok keputusan kontroversial Ruben Amorim yang menempatkan Amad Diallo sebagai bek kanan untuk skema 3-4-3 Manchester United-nya.
Sejak menjadi pelatih Manchester United, Ruben Amorim memang bersikeras menggunakan formasi 3-4-3 kesukaannya. Meski formasi ini dinilai banyak pihak kaku dan memaksa, Amorim bergeming dan tetap meneruskan proyeknya hingga saat ini.
Keputusan menggunakan formasi 3-4-3 ini bahkan diperkuat dengan kedatangan Bryan Mbeumo yang berposisi sebagai sayap kanan penyerang. Di sisi lain, situasi ini memaksa Amad Diallo harus bermain sebagai posisi bek sayap kanan tepat dibelakang Mbeumo.
Sayangnya pilihan ini belum sepenuhnya memberi dampak signifikan bagi permainan Manchester United. Posisi Amad Diallo di posisi bek kanan, paling banyak menuai kritikan karena dianggap kotroversial. Apalagi dalam tiga pertandingan, Manchester United baru merebut 4 poin (Sekali menang-seri-kalah).
Lebih mengenaskan lagi, Manchester United secara mengenaskan tersingkir dari Piala Carabao dari klub level 4 Grimsby Town. Meski yang terakhir menang dari Burnley, tetapi kritikan terhadap Ruben Amorim masih belum mereda.
Menyia-nyiakan...
Dalam podcast No Tippy Tappy Football, Tony Mowbray yang mantan pelatih Sunderland meledakan kritikan kerasnya pada Amorim. Penempatan Amad Diallo sebagai bek kanan, menurutnya malah menyia-nyiakan kemampuan si pemain.
“Saya mengatakan ini dengan segala kerendahan hati, karena Amorim adalah pelatih kepala Man United, dan saya tidak. Tapi menurut saya, United tidak harus bermain 5-4-1 atau terpaku pada skema. Para pemain jelas menginginkan tiga gelandang untuk melindungi Casemiro. Jadi mengapa memaksa Amad untuk bermain sebagai bek sayap?,” ujarnya memberikan analisa.
Tony Mowbray bahkan tak ragu menyebut Amad Diallo adalah pemain “jenius”. Dengan menempatkanya sebagai penyerang, posisi aslinya, Diallo menurutnya akan lebih banyak memberi manfaat bagi permainan Manchester United.
“Bola seolah menempel di kaki kirinya. Amad Diallo adalah pemain luar biasa. Dia harus berada di depan gawang, mencetak gol indah, bukan terseret mundur sampai ke pertahanan,” tegas Tony Mowbray.
Kritikan itu pada akhirnya mendapatkan dukungan dari publik pendukung Manchester United. Media sosial langsung dipenuhi komentar yang menuntut agar Amorim memberi peran menyerang kepada pemain asal Pantai Gading itu.
Kini tekanan terhadap Ruben Amorim semakin menumpuk. Kemenangan atas Burnley hanya menjadi bagaikan “napas buatan” bagi dirinya. Pelatih asal Portugal ini diperkirakan akan menghadapi laga hidup-mati saat menjalani Derby Manchester.
Pertandinga Manchester United vs Manchester City akan terjadi pada 14 September 2025 selepas jeda internasional. Bila kembali menelan kekalahan, badai kritik diperkirakan akan berubah menjadi tsunami yang bisa menenggelamkan posisinya sebagai pelatih.