Rabu, 19 November 2025

Pada pertemuan pertama antara Persiku dan Persijap di Stadion Wergu Wetan, Kudus, bulan Mei 2024, terjadi ketegangan antar suporter yang melibatkan pelemparan botol di tribun. Insiden ini dipicu oleh ejekan dari suporter tim tamu yang dianggap memprovokasi.

Polisi berhasil membubarkan kerumunan sebelum situasi memburuk. Tetapi insiden ini telah memicu diskusi serius tentang keamanan pertandingan Derby Muria.

Laga panas juga terjadi di Stadion Joyo Kusumo, saat Persipa Pati menjamu Persijap Jepara pada bulan Agustus 2024. Suporter Persijap yang tidak mendapatkan tiket memilih menonton dari luar stadion dan sempat memblokir jalan utama menuju Joyokusumo.

Situasi memanas ketika kelompok suporter Persipa dianggap menghina simbol kota Jepara dalam koreografi mereka. Meski bentrokan fisik dapat dihindari, perang kata-kata di media sosial berlangsung selama berminggu-minggu dan meningkatkan situasi panas antar suporter.

Pertandingan terakhir antara Persijap Jepara dan Persiku Kudus di Stadion GBK Jepara juga memunculan gesekan antar suporter. Ejekan berbasis spanduk dan nyanyian provokatif dari kedua belah pihak menjadi pemandangan yang tidak terhindarkan.

Selain situasi panas di dalam lapangan, Derby Muria di sepanjang tahun 2024 juga menimbulkan rembetan kejadian di luar lapangan. Suporter dari tiga tim ini setidaknya terlibat dalam beberapa insiden di jalanan yang mereka lewati saat memberi dukungan ke tim kesayangannya.

Salah satu insiden terbesar buntut dari Derby Muria terjadi pada bulan Juni 2024, menjelang laga Persiku Kudus dan Persipa Pati. Sejumlah suporter kedua tim terlibat bentrokan di wilayah perbatasan Kudus-Pati, tepatnya di jalan utama menuju Stadion Joyokusumo.

Iring-iringan Suporter...

Komentar