“Saya pribadi tidak setuju,” ujar Sheikh Salman sambil menyebut, jumlah peserta untuk Piala Dunia 2030 telah ditetapkan sebanyak 48 tim dan persoalan itu seharusnya tidak dibahas lagi lebih jauh.
Namun, sejumlah tokoh penting di dunia sepak bola mengkritisi gagasan ini. Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menyebut rencana itu sebagai “ide yang buruk” saat Kongres UEFA di Beograd. Ceferin juga menyampaikan keterkejutannya, ketika proposal tersebut diajukan oleh Ignacio Alonso dari Uruguay dalam pertemuan terakhir Dewan FIFA.
Shaikh Salman dikabarkan khawatir atas potensi ketidakteraturan jika wacana ini terus dibuka. Karena bisa saja akan membuat usulan untuk menambah peserta di Piala Dunia 2030 lebih banyak terus terjadi.
“Kalau kita tetap membuka isu ini, tidak hanya bisa kita naikkan menjadi 64 tim, tetapi juga bisa ada orang yang mengusulkan untuk menaikkannya menjadi 132 tim. Dan ke mana kita akan pergi? Hal-hal akan menjadi kacau,” tambah Sheikh Salman.
Murianews, Kudus – Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap usulan penambahan tim peserta Piala Dunia 2030. Untuk Piala Dunia 20230 ada rencana penambahan peserta dari 48 menjadi 64 tim.
Dalam wawancara dengan kantor berita AFP, Sheikh Salman menegaskan penolakanya secara lugas. Meski masih disebutkan sebagai sikap pribadi, pernyataannya bisa saja akan menjadi sikap resmi dari AFC sebagai lembaga.
“Saya pribadi tidak setuju,” ujar Sheikh Salman sambil menyebut, jumlah peserta untuk Piala Dunia 2030 telah ditetapkan sebanyak 48 tim dan persoalan itu seharusnya tidak dibahas lagi lebih jauh.
Penolakan dari Presiden AFC muncul sebagai respons atas usulan dari CONMEBOL (Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan) yang mengajukan proposal kepada FIFA untuk memperluas jumlah peserta menjadi 64 tim. Usulan tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan CONMEBOL menjadikan peringatan 100 tahun Piala Dunia sebagai momentum bersejarah yang dirayakan secara lebih besar dan inklusif.
Namun, sejumlah tokoh penting di dunia sepak bola mengkritisi gagasan ini. Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menyebut rencana itu sebagai “ide yang buruk” saat Kongres UEFA di Beograd. Ceferin juga menyampaikan keterkejutannya, ketika proposal tersebut diajukan oleh Ignacio Alonso dari Uruguay dalam pertemuan terakhir Dewan FIFA.
Shaikh Salman dikabarkan khawatir atas potensi ketidakteraturan jika wacana ini terus dibuka. Karena bisa saja akan membuat usulan untuk menambah peserta di Piala Dunia 2030 lebih banyak terus terjadi.
“Kalau kita tetap membuka isu ini, tidak hanya bisa kita naikkan menjadi 64 tim, tetapi juga bisa ada orang yang mengusulkan untuk menaikkannya menjadi 132 tim. Dan ke mana kita akan pergi? Hal-hal akan menjadi kacau,” tambah Sheikh Salman.
100 tahun Piala Dunia...
Sebaliknya, Presiden CONMEBOL Alejandro Dominguez memandang perluasan jumlah peserta sebagai langkah simbolis yang sepadan dengan makna peringatan satu abad Piala Dunia. Dikatakannya, penyelenggaraan turnamen di tiga benua secara simultan merupakan kesempatan langka untuk menyatukan dunia dalam perayaan global yang inklusif.
“Kami percaya bahwa perayaan seratus tahun sangat istimewa, karena hanya terjadi sekali. Untuk alasan itu, kami mengusulkan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia dengan 64 tim… sehingga semua negara dapat merasakan acara ini bersama dan tidak ada yang tertinggal dalam pesta sepak bola global,” kata Dominguez.
Sebagai informasi, FIFA di bawah pimpinan Gianni Infantino telah memutuskan pada tahun 2017 untuk memperluas Piala Dunia dari 32 menjadi 48 tim. Dengan perubahan tersebut akan diterapkan pertama kali di Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sebelumnya, turnamen ini hanya diikuti oleh 24 tim, seperti pada Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.
Sementara Piala Dunia 2030 akan menjadi edisi bersejarah dengan penyelenggaraan lintas tiga benua. Sebanyak enam negara tuan rumah akan dilibatkan di Piala Dunia 2030. Sedangkan Piala Dunia 2034 dijadwalkan kembali ke Asia dengan Arab Saudi sebagai tuan rumahnya.
Dengan berbagai pandangan yang berkembang, polemik seputar jumlah peserta Piala Dunia 2030 mencerminkan adaynya tarik-menarik kepentingan. Antara keinginan dengan semangat perayaan sejarah dan kebutuhan akan stabilitas serta kelayakan dalam penyelenggaraan turnamen akbar ini.